Wednesday, October 1, 2008

Gak ditanya, koq ngomong?

Siapa yang selingkuh? Mohon terima stempel permanen NAJIZ di dahinya!

Siapa yang mau mengaku, kemudian menerima stempel tersebut? Kamu? Atau teman di sebelah kamu?

Mungkin aku tidak pantas untuk menghakimi seseorang yang bisa tidak setia terhadap pasangannya (tapi semua orang mengira dirinya pantas, tidak terkecuali aku), namun aku tetap tidak setuju dengan perselingkuhan. Bukan aku suci dan tidak pernah selingkuh, namun ide itu tetap asing untuk hatiku. 

Sampai saat ini aku telah dua kali berselingkuh, dan aku mengakui perbuatan itu. Yang pertama karena pasanganku tiba – tiba menjadi non seksual dan yang kedua aku lakukan karena aku membalas dendam. Dua perselingkuhan ku terjadi dengan dua orang yang pernah menjadi pasanganku. 

Mengakui perselingkuhan. Orang bodoh sekalipun akan berpikir keras untuk tidak melakukan hal itu! Jadi, aku adalah .... ? tidak perlu dijawab!

Kulakukan semata – mata karena hatiku memberontak, dia demonstrasi besar – besaran terhadap apa yang aku lakukan dan meminta revolusi-keadilan bagi pasanganku-untuk dilaksanakan.

Revolusi terjadilah. Dan dengan pastinya hal itu membuat kenyataan gusar, serta membuyarkan idealisme – idealisme yang ada. 

Tanpa naik banding, hukuman harus kujalani karena telah korupsi dengan perasaanku. Sesal berhamburan di kepala, dengan membawa sejumlah pertanyaan MENGAPA. Sedih dan susah menjadi sahabat baik di tahanan “sebab-akibat”. Hari demi hari aku meyakini, aku tersadar akan perbuatan kejiku terhadap orang – orang (mungkin) tak berdosa. Membenahi diri, menata kesiapan untuk romansa yang akan datang.

Toh dengan segala apa yang telah terjadi, aku menjadi (semoga) dewasa. Kini dengan apa yang sudah aku lewati, aku melangkah lagi dan hatiku masih bertanya, mengapa ada selingkuh?

[10 November 2007]

No comments: